Sabtu, 14 Januari 2012

Hidup

Hidup merupakan jalan yang harus dijalani seperti lagu "Panggung Sandiwara" dimana suatu peran yang tidak bisa kita hindari walaupun perasaan biasanya ingin menolak.....tetapi mau tidak mau harus dijalani.
Jalan hidupku pun harus aku jalani yang semenjak, masa kanak-kanak sewaktu SD orang tua masih ada, termasuk anak yang nakal dan selalu ikut kemana saja orang tua pergi sampai orang tua jengkel karena nggak tahu mana acara yang penting mana yang nggak penting, di bangku SMP masih tetap begitu tetapi di kelas tiga Bapak mulai sakit entah berapa bulan masuk rumah sakit, pulang dan masuk lagi samapi pada saat itu aku sendirian di rumah bahkan mengurus diri sendiri dari memasak samapi membuat sesajen, semejnjak itu mulailah terasa beban yang berat karena waktu itu kakak-kakakku semua kuliah sedangkan keuangan sangat pas-pasan. Perubahan terus berjalan samapi pada akhirnya aku datang ke rumah sakit Denpasar sendirian hanya berbekal uang waktu itu kalau nggak salah Rp.10.000,-. Di rumah sakit betapa tersentaknya hatiku melihat orang tuaku yang berbaring lemas dengan tubuh yang kurus kering, air mata tak dapat kubendung sampai Bapakku menyuruhku keluar dari ruangan karena tidak tahan melihat anaknya menangis, terus terang walaupun masa kecilku sangat nakal tapi akulah anaknya yang paling disayang. Karena pada aku masih sekolah tidak dapat menunggui di rumah sakit. singkat cerita tanggal 28 oktober 1986 Ayah yang aku cintai meninggalkan kami berlima....dengan kakakku, saudara ayah, dan misan yang ada jauh di Lampung menyuruh mengabenkan. Mulai saat itu semakin hari beban keluarga semakin berat saudara yang no 3 berhenti kuliah karena pensiunan ibuku tidak cukup untuk biaya kuliah dan sekolah. Kakakku yang masih kuliah di salah satu universitas mencari pekerjaan sampingan untuk biaya kuliahnya sendiri dan kuliah kakakku termasuk aku yang masih sekolah di SMA.